March 18, 2011

bacalah ayat kursi sebelum anda tidur :)

Abu Hurairah r.a. pernah ditugaskan oleh Rasulullah S.A.W untuk menjaga gudang zakat di bulan Ramadhan. Tiba-tiba muncullah seseorang, lalu mencuri segenggam makanan. Namun kepintaran Hurairah memang patut dipuji, kemudian pencuri itu kemudian berhasil ditangkapnya.
"Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah S.A.W," gertak Abu Hurairah.
Bukan main takutnya pencuri itu mendengar ancaman Abu Hurairah, hingga kemudian ia pun merengek-rengek : "Saya ini orang miskin, keluarga tanggungan saya banyak, sementara saya sangat memerlukan makanan."
Maka pencuri itu pun dilepaskan. Bukankah zakat itu pada akhirnya akan diberikan kepada fakir miskin ? Hanya saja, cara memang keliru. Mestinya jangan keliru.
Keesokan harinya, Abu Hurairah melaporkan kepada Rasulullah S.A.W. Maka bertanyalah beliau : "Apa yang dilakukan kepada tawananmu semalam, ya Abu Hurairah?"
Ia mengeluh, "Ya Rasulullah, bahawa ia orang miskin, keluarganya banyak dan sangat memerlukan makanan," jawab Abu Hurairah. Lalu diterangkan pula olehnya, bahawa ia kasihan kepada pencuri itu,, lalu dilepaskannya.
"Bohong dia," kata Nabi : "Pada hala nanti malam ia akan datang lagi."
Kerana Rasulullah S.A.W berkata begitu, maka penjagaannya diperketat, dan kewaspadaan pun ditingkatkan.Dan, benar juga, pencuri itu kembali lagi, lalu mengambil makanan seperti kelmarin. Dan kali ini ia pun tertangkap.
"Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah S.A.W," ancam Abu Hurairah, sama seperti kelmarin. Dan pencuri itu pun sekali lagi meminta ampun : "Saya orang miskin, keluarga saya banyak. Saya berjanji esok tidak akan kembali lagi."
Kasihan juga rupanya Abu Hurairah mendengar keluhan orang itu, dan kali ini pun ia kembali dilepaskan. Pada paginya, kejadian itu dilaporkan kepada Rasulullah S.A.W, dan beliau pun bertanya seperti kelmarin. Dan setelah mendapat jawapan yang sama, sekali lagi Rasulullah menegaskan : "Pencuri itu bohong, dan nanti malam ia akan kembali lagi."
Malam itu Abu Hurairah berjaga-jaga dengan kewaspadaan dan kepintaran penuh. Mata, telinga dan perasaannya dipasang baik-baik. Diperhatikannya dengan teliti setiap gerak-geri disekelilingnya sudah dua kali ia dibohongi oleh pencuri. Jika pencuri itu benar-benar datang seperti diperkatakan oleh Rasulullah dan ia berhasil menangkapnya, ia telah bertekad tidak akan melepaskannya sekali lagi. Hatinya sudah tidak sabar lagi menunggu-nunggu datangnya pencuri jahanam itu. Ia kesal. Kenapa pencuri kelmarin itu dilepaskan begitu sahaja sebelum diseret ke hadapan Rasulullah S.A.W ? Kenapa mahu saja ia ditipu olehnya ? "Awas!" katanya dalam hati. "Kali ini tidak akan kuberikan ampun."
Malam semakin larut, jalanan sudah sepi, ketika tiba-tiba muncul sesosok bayangan yang datang menghampiri longgokan makanan yang dia jaga. "Nah, benar juga, ia datang lagi," katanya dalam hati. Dan tidak lama kemudian pencuri itu telah bertekuk lutut di hadapannya dengan wajah ketakutan. Diperhatikannya benar-benar wajah pencuri itu. Ada semacam kepura-puraan pada gerak-gerinya.
"Kali ini kau pastinya kuadukan kepada Rasulullah. Sudah dua kali kau berjanji tidak akan datang lagi ke mari, tapi ternyata kau kembali juga. Lepaskan saya," pencuri itu memohon. Tapi, dari tangan Abu Hurairah yang menggenggam erat-erat dapat difahami, bahawa kali ini ia tidak akan dilepaskan lagi. Maka dengan rasa putus asa ahirnya pencuri itu berkata : "Lepaskan saya, akan saya ajari tuan beberapa kalimat yang sangat berguna."
"Kalimat-kalimat apakah itu?" Tanya Abu Hurairah dengan rasa ingin tahu. "Bila tuan hendak tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Maka tuan akan selalu dipelihara oleh Allah, dan tidak akan ada syaitan yang berani mendekati tuan sampai pagi."
Maka pencuri itu pun dilepaskan oleh Abu Hurairah. Agaknya naluri keilmuannya lebih menguasai jiwanya sebagai penjaga gudang.
Dan keesokan harinya, ia kembali menghadap Rasulullah S.A.W untuk melaporkan pengalamannya yang luar biasa tadi malam. Ada seorang pencuri yang mengajarinya kegunaan ayat Kursi.
"Apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?" tanya Rasul sebelum Abu Hurairah sempat menceritakan segalanya.
"Ia mengajariku beberapa kalimat yang katanya sangat berguna, lalu ia saya lepaskan," jawab Abu Hurairah.
"Kalimat apakah itu?" tanya Nabi.
Katanya : "Kalau kamu tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Dan ia katakan pula : "Jika engkau membaca itu, maka engkau akan selalu dijaga oleh Allah, dan tidak akan didekati syaitan hingga pagi hari."
Menanggapi cerita Abu Hurairah, Nabi S.A.W berkata, "Pencuri itu telah berkata benar, sekalipun sebenarnya ia tetap pendusta." Kemudian Nabi S.A.W bertanya pula : "Tahukah kamu, siapa sebenarnya pencuri yang ertemu denganmu tiap malam itu?"
"Entahlah." Jawab Abu Hurairah.
"Itulah syaitan."

March 17, 2011

Mampukah kita menjadikan musuh sebagai sahabat?

Mampukah kita menjadikan musuh sebagai sahabat? mungkin sebuah kenyataan yang sulit untuk kita renungi dan kita lakukan, bisakah kitamampukah kita ? menjadikan musuh sebagai kawan ? sebagai sahabat ? bahkan sebagai saudara ? tetapi sebuah kenyataan dalam sebuah kisah yang akan vienka berikan di sini,  kisah ini saya dapatkan dari notes seorang teman di facebook ,
ketika itu air mata tanpa tersadar mengalir begitu saja membaca kisah  ini ,  sungguh kisah yang amat patut untuk kita jadikan bahan renungan , dan betapa diri ini merasa amat hina, bisakah kitamampukah kita ? menjadikan musuh sebagai kawan ? sebagai sahabat ? bahkan sebagai saudara ?  silahkan simak cerita di bawah ini sampai selesai semoga dapat membuka fikiran kita semua untuk selalu saling mengasihi terhadap sesama , Merubah musuh menjadi kawan setia . . .


Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata :
Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya”.
Namun setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang Rasulullah SAW wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.
Suatu hari Abu Bakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha (salah satu istri Rasulullah SAW). Beliau bertanya kepada anaknya,
“Anakku adakah sunnah kekasihku (Muhammad) yang belum aku kerjakan?”.
Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya,
“Wahai Ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja”.
“Apakah Itu?”, tanya Abu Bakar r.a.
“Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke hujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana”, kata Aisyah r.ha.
Keesokan harinya Abu Bakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abu Bakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya.
Sebagaimana kita ketahui bersama Abu Bakar r.a adalah sebagai Amirul Mu’minin (Khalifah/Raja/Presiden seluruh ummat Islam pada waktu itu.
Ketika Abu Bakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak,
“siapakah kamu?”.
Abu Bakar r.a menjawab, “Aku orang yang biasa”.
“Bukan!, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku”,
jawab si pengemis buta itu,
“Ketika ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku dengan lembut”, pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abu Bakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu,
“Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.”
Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar r.a. ia pun ikut menangis, kemudian berkata,
“Benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia…”
Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya mengucapkan “Asyhadu An-Laa Ilâha Illallâh WA Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullâh..” dihadapan Abu Bakar r.a.
Hikmah Apa yang bisa kita petik dari kisah  ini ? Setidaknya ada 2 pelajaran besar yg dapat kita ambil dari kisah di atas:

Beginilah akhlak orang paling Mulia yg pernah ada dipermukaan bumi ini. Rasulullah SAW…. suri tauladan kita.
Rasulullah SAW memiliki akhlakul Adzimah. Akhlak yang bisa mengubah orang yang memusuhi kita menjdi kawan pembela yang setia.
Akhlak dibagi tiga :
1. Akhlakul hasanah : kebaikan dibalas kebaikan
2. Akhlakul karimah : kebaikan dibalas dengan lebih baik
3. Akhlakul adzimah : kejahatan dibalas kebaikan
Semoga Artikel ini bermanfaat dan dapat  membuka fikiran kita semua untuk saling mengasihi  terhadap sesama :) .

Ukhuwwahfillah abadan abada....???

 

 

“Kak, apa maksud ukhuwwahfillah abadan abada tu?” adik lelakiku bertanya ketika dia membaca mesej-mesej di dalam telefon bimbitku. “Ukhuwwahfillah tu persaudaraan ataupun persahabatan kerana Allah…abadan abada tu pula maknanya buat selama-lamanya…”kataku dengan confident level yang tinggi. Wajahnya mempamerkan kekaguman. “Macamana bersahabat kerana Allah?”soalnya lagi. Aku menelan air liurku. Hehe…camana ek…?desisku di dalam hati.

* * * * * * * * * *

Bagaimana bersahabat kerana Allah?

Seorang sahabat yang bersahabat keranaNya seharusnya mempunyai 12 ciri di bawah:

1. Jika engkau berbakti kepadanya, ia akan melindungimu.

2. Jika engkau rapatkan persahabatan dengannya, dia akan membalas baik
persahabatanmu itu.

3. Jika engkau perlukan pertolongan daripadanya berupa wang dan sebagainya, ia akan membantumu.

4. Jika engkau menghulurkan sesuatu kebaikan kepadanya, ia akan menerima dengan baik.

5. Jika ia mendapat sesuatu kebajikan (bantuan) daripadamu, ia akan menghargainya atau menyebut kebaikanmu.

6. Jika ia melihat sesuatu yang tidak baik padamu, ia akan menutupnya.

7. Jika engkau meminta sesuatu bantuan daripadanya, ia akan mengusahakannya.

8.Jika engkau berdiam diri (kerana malu hendak meminta), ia akan menanyakan kesusahanmu.

9.Jika datang sesuatu bencana menimpa dirimu, ia akan meringankan kesusahanmu(membuat sesuatu untuk menghilangkan kesusahanmu itu).

10. Jika engkau berkata kepadanya, nescaya ia akan membenarkanmu.

11.Jika engkau merancangkan sesuatu, nescaya ia akan membantumu.

12.Jika kamu berdua berselisih faham, nescaya ia lebih senang mengalah untuk menjaga persahabatan kamu.

Sesungguhnya Rasulullah pernah bersabda: :”sesiapa yang Allah ingin kurniakan kebaikan padanya, nescaya Allah mengurniakannya seorang teman setia yang salih, jika sekiranya ia terlupa(lalai) ia menolong memberi peringatan dan apabila temannya itu memperingatkannya ia akan menolongnya”
Mudah-mudahan kita adalah golongan yang bersahabat keranaNya….amin…

-Wallahua’lam…-

TEMUDUGA TERBUKA !

KEKOSONGAN JAWATAN:

A. Ahli Syurga Dari Awal.
B. Ahli Neraka Dari Awal.
C. Ahli Neraka Sementara Kemudian Akan Dilantik Jadi Ahli Syurga.

EMPAT GANJARAN LUMAYAN (khas untuk jawatan A):

1. Nikmat kubur.
2. Perlindungan di Padang Mahsyar.
3. Keselamatan Meniti Titian Sirat.
4. Syurga yang kekal abadi.



TARIKH TEMUDUGA:

Bila-bila masa secara adhoc bermula dari saat membaca iklan ini.

LOKASI TEMUDUGA:

Di dalam kubur (alam barzakh).

KELAYAKAN:

Anda tidak perlu bawa siji-sijil,termasuk sijil saham termasuk saham Internet. Anda tidak perlu bawa pingat , Mercedes mata belalang atau kad kredit. Anda tidak perlu bawa wang atau harta serta emas yang anda kumpul. Anda tidak perlu berparas rupa yg cantik, hensem atau berbadan tegap atau seksi.

Sila bawa dokumen asal iaitu : Iman dan Amal serta sedekah jariah sebagai sokongan.

PANEL/PENEMUDUGA:

Mungkar dan Nakir.

ENAM SOALAN BOCOR:

1. Siapa Tuhan anda?
2. Apa Agama anda?
3. Siapa Nabi anda?
4. Apa Kitab anda?
5. Di mana Kiblat anda?
6. Siapa Saudara anda?

CARA MEMOHON:
Anda cuma perlu menunggu penjemput yang berkaliber untuk menjemput anda. Ia akan menjemput anda pada bila-bila masa saja (mungkin sekejap lagi). Ia akan berlembut kepada orang-orang tertentu dan akan bengis kepada orang-orang tertentu. Ia diberi nama Izrail.

TIPS UNTUK BERJAYA DALAM TEMUDUGA TERTUTUP INI:

Hadis Hasan yang diriwayatkan oleh Ahmad Hanbal, yang bermaksud begini: Sabda Rasulullah S.A.W:

"Sesungguhnya apabila jenazah seseorang itu diletakkan di dalam kuburnya, sesungguhnya jenazah itu mendengar suara (terompah kasut) orang-orang yang menghantarnya ke kubur pada saat mereka meninggalkan tempat itu. Jika mayat itu seorang muslim, maka solat yang dilakukannya ketika beliau masih hidup di dunia akan diletakkan di kepalanya, puasanya diletakkan disebelah kanannya, zakatnya diletakkan di sebelah kirinya dan amalan kebajikan daripada sedekahjariah, silaturrahim, perkara kebajikan dan ihsan diletakkan dihujung dua kakinya.

Ia akan didatangi malaikat dari aras kepala, maka solat itu berkata kepada malaikat : dari arasku tidak ada jalan masuk. Kemudian malaikat berpindah ke sebelah kanan, maka puasa berkata kepadanya : dari arasku tidak ada jalan masuk. Kemudian malaikat berpindah kesebelah kiri, maka zakat berkata kepadanya : dari arasku tidak ada jalan masuk. Kemudian di datangi dari arah kedua hujung kakinya dan berkatalah amal-kebajikan : di bahagianku tidak ada jalan masuk.

Maka malaikat berkata kepadanya : Duduklah kamu. Kepadanya (mayat) memperlihatkan matahari yang sudah mula terbenam, lalu malaikat bertanya kepada mayat itu : Apakah pandangan kamu tentang seorang laki-laki (Muhammad) yang kamu dahulu sentiasa bercakap tentangnya; dan bagaimana penyaksian kamu kepadanya? Maka berkata mayat itu: Tinggalkan aku sebentar, aku hendak sembahyang.

Maka berkata malaikat : Sesungguhnya engkau akan mengerjakan solat tetapi jawab dahulu apa yang kami tanya ini. Apakah pandangan kamu tentang seorang laki -laki (Muhammad) yang kamu dahulu sentiasa bercakap tentangnya; dan bagaimana penyaksian kamu kepada nya? Maka berkata mayat itu: Laki-laki itu ialah! Nabi Muhammad S.A.W dan aku naik saksi bahawa nabi Muhammad saw itu ialah pesuruh Allah yang membawa kebenaran daripada Allah Subhanahu Wata'ala.

Maka malaikat berkata kepada mayat itu : Demikianlah kamu dihidupkan dan begitu juga kamu dimatikan dan dengan demikian juga kamu dibangkitkan semula diakhirat insya'Allah. Kemudian dibuka baginya satu pintu syurga, maka dikata padanya itulah tempat kamu dan itulah janji Allah bagi kamu dan kamu akan berada di dalamnya. Maka bertambahlah gembira mayat itu. Kemudian dilapangkan kuburnya seluas 70 hasta dan disinari cahaya baginya".

"INGATLAH SESUNGGUHNYA KEMATIAN ITU SENTIASA BERADA DI BELAKANGMU"(IMAM GHAZALI)
T

Hati Kristal . :)

...Aku masih ingat waktu aku tiba di kawasan ini. Masuk kali ini sudah empat kali aku bertukar sekolah, semuanya disebabkan pekerjaan ayahku sebagai seorang guru. Ayahku sering berpindah dari satu sekolah ke satu sekolah. Kali ini kami berpindah pula ke sebuah kawasan pekan kecil. Satu perkara yang sangat menarik perhatian aku semasa sesi untuk aku memperkenalkan diri di kelas baruku adalah satu-satunya pelajar yang tidak mengambil tahu langsung kehadiranku sebagai pelajar baru di kelas itu. Aku tidak berkecil hati, kerana apa yang aku lihat dari redup matanya yang memandang ke luar tingkap tersimpan sebuah kesedihan. Hatiku tertarik untuk mengenalinya lebih rapat. Kebetulan guru kelasku mengarahkan aku duduk di tempat duduk kosong di sebelahnya. Saat aku menanyakan namanya, dia cuma menjawab tanpa memandangku.

“Termenung jauh nampak?”tegur Zahra kepadaku.Aku hanya tersenyum. Zahra kini sudah mesra denganku,menerimaku sebagai sahabatnya. Dia merupakan sahabat yang sangat baik, walaupun aku tak mengerti sesetengah sikapnya. Miza yang selalu berbaik kepadanya selalu dilayannya dengan kasar. Setahuku, Miza merupakan adik tirinya . Ayahnya berkahwin dengan ibu Miza setelah kematian ibunya. Semua itupun aku tahu setelah diceritakan Miza. Pada pandanganku Miza seorang yang baik dan selalu ingin berbaik dengan Zahra. Cuma Zahra yang kelihatan agak kejam kepadanya. Tapi aku tahu, Zahra seorang yang baik meskipun aku tak tahu kenapa dia harus bersikap begitu. Pernah sesekali aku bertanya kepadanya,namun jawapan yang aku perolehi hanyalah senyuman pahit darinya hingga aku bosan untuk bertanya lagi.”Petang ni boleh temankan aku ke pekan tak?””Boleh,insyaAllah…nak beli apa?”soalku sekadar bertanya. “Beli hadiah untuk adik…hari ni hari lahir dia”jawabnya sambil tersenyum manis.Dia pernah bercerita kepadaku tentang satu-satunya adiknya itu. Dia sangat menyayangi adiknya dan merasa dialah orang yang paling terdekat buatnya. Dia takut kehilangan adiknya yang disahkan menghidap barah hati itu.

Petang itu kami ke kedai yang menjual cenderamata. Kulihat Zahra terlalu asyik membelek-belek barangan Kristal berbentuk hati di hadapannya. “Berkenan ke?”soalku.Dia tersenyum.”Kristal ini cantik, bersih dan jernih..saya harap hati saya pun sejernih itu…saya harap hati orang lain pun sejernih itu…”ujarnya dengan wajah yang sayu.”Saya teringat hadis Rasulullah S.A.W. ,hadis mengenai hati…Rasulullah bersabda,bila hati baik seluruh anggotanya pun akan baik..tapi macam mana dengan orang yang berbuat baik didepan orang lain tapi dengan niat yang tersembunyi..contohnya nak orang lihat dia baik…ataupun nak menarik perhatian orang lain…?”soalnya pula.”Itu salah satu sifat munafik,kan?”jawabku dengan sebuah persoalan kepadanya. Dia mengangguk dengan wajah yang sedih. “Kenapa tiba-tiba cakap macam tu pula?sedih je awak ni….”soalku lagi.”Tak ada apa sangatlah…jom kita balik”. Kami beriringan melangkah ke stesen bas untuk pulang ke rumah. Tiba-tiba Zahra berhenti dan memandangku sayu. Aku turut berhenti memandangnya hairan.”Terima kasih sebab sudi jadi sahabat saya walaupun saya ni tak baik…terima kasih sebab bersangka baik dengan saya…”ucapnya dengan senyuman sayu. “Kenapa…”belum sempat aku menghabiskan soalanku,tiba-tiba sebuah kereta yang hilang kawalan terbabas ke tepi jalan lalu merempuh semua di hadapannya termasuk Zahra yang berdiri jauh sedikit dariku. Aku terpaku melihatnya terbaring kaku di hadapanku dengan tubuhnya yang berlumuran darah.
* * * * * * * * * * *

Sudah seminggu kejadian itu berlalu…Aku terlalu merindui sahabatku itu. Kelmarin,aku ke rumahnya dan bertemu dengan adik kesayangannya. Wajahnya saling tak tumpah dengan sahabatku itu. Aku terlalu merinduinya,ya Allah… Dia menyerahkan kepadaku sebuah buku usang yang tercatat di atasnya ‘Zahra’.Katanya aku patut membacanya. Dia juga memberitahuku bahawa hati Zahra telahpun berada di dalam tubuhnya kini atas pesanan yang Zahra tuliskan di buku usang itu. Seusai membacanya, air mataku berlinangan. Sungguh baru aku mengerti dirinya sepenuhnya kini. Selama ini Miza yang kupandang baik rupanya hanya bermuka-muka di hadapan orang lain supaya dikatakan seorang yang baik sedangkan hakikatnya selama ini dia terlalu banyak menyakiti Zahra dan adiknya. Dia sering memburuk-burukkan Zahra dan adiknya dan berbuat baik dihadapan orang tua mereka supaya mendapat perhatian mereka. Malahan, Miza juga berbuat begitu dihadapan orang lain sehingga orang lain menganggap Zahra lah yang tidak baik. Hatiku tertanya-tanya,apalah ertinya pandangan manusia jika dibandingkan dengan pandangan Dia yang sentiasa melihat dan maha mengetahui? Aku bagaikan terdengar-dengar kata-kata Zahra tentang kristal sebelum dia pergi. Sesungguhnya hatinya sungguh bersih…biarpun disakiti, dia tidak suka berkata mengenai keburukan orang lain….Hati itu terlalu bersih seperti kristal… Ya Allah,kurniakanlah aku hati sejernih itu,amin…


PERISTIWA SUBUH .

... Sayup-sayup kedengaran laungan azan tatkala hening pagi, laungan mengajak manusia untuk menunaikan solat itu sungguh merdu sekali. Namun, kemerduan suara itu seolah-olah mendodoikan aku yang sedang lena diulit mimpi. Aku sedar, aku dengar, aku tahu itu azan, laungan memanggilku menunaikan solat. Tapi, Dwi gabungan pakatan kejahatan, syaitan dan nafsu terlebih dahulu memekakkan telingaku, disumbatnya rongga telinga itu dengan bisikan-bisikan jijik, "Alangkah enaknya kalau kau teruskan tidurmu itu wahai manusia.. Tidurlah.. Kau penat bekerja disiang hari, berhempas pulas berusaha untuk mencari sesuap nasi.. Apa salahnya kau berehat sedikit?"
Biasa dengar alasan ini? Bukankah ini alasan kalian juga wahai saudaraku? Usah tipulah. Aku manusia. Kau juga manusia. Punyai kawan bernama syaitan.. Punyai hati bersalut nafsu. Tewas muslim itu pagi ini. Syaitan bukan setakat bertepuk tangan, bersorak, menari, berguling, ketawa meraikan kecemerlangan mereka. Usaha mereka membuahkan hasil. Muslim tadi kembali menarik kulit babi yang tadinya terselak sedikit. "Biarlah.. Aku penatlah hari ini.."
Disatu tempat yang lain, sayup-sayup kedengaran laungan azan tatkala hening pagi, laungan mengajak manusia untuk menunaikan solat itu sungguh merdu sekali. Kemerduan itu bagaikan hembusan yang amat kuat menerpa telingaku. Aku sedar, aku dengar, aku tahu itu azan, laungan memanggilku menunaikan solat. Lalu, aku bingkas bangkit. Digosok-gosok mata ini. Terkebil-kebil ke kiri. Terkebil-kebil ke kanan. Alhamdulillah. Syukur. Allah tiupkan roh ku kembali pada tubuhku. Lenguh rasanya badan ini. Sengal di sini. Sengal di sana. Penatnya seharian berkerja semalam masih tak hilang lagi. Pakatan tanpa senjata itu muncul lagi, Syaitan memulakan rutinnya seperti biasa. "Dah tahu penat tu tidur jelah. Rehatkan dirimu dulu wahai manusia. Badanmu lenguh, penatmu masih belum hilang lagi. Tidurlah dulu. Kemudian bangunlah semula." Arggghh! Nafsu tidurku membuas lagi. Mengantuknyaa. Biarlah. Aku impikan ganjaran 27 kali ganda itu. Aku impikan melalui titian sirat sepantas kilat. Telapak kaki ini mencecah ke lantai simen yang sejuk. Burrr. Dinginnya. Ahh. Pedulikan! Menujulah aku kerumah Allah yang satu.
Yang mana satu dikau wahai manusia? Pilihlah. Kita serupa. Punyai nafsu. Punyai kawan bernama syaitan. Tapi iman yang membezakan kita. Tinggi ke rendah?? Laratkah kita menjadi singa Allah yang mengaum sedangkan menghalang menguap pun tak mampu?? Sahabat2 seperjuangan, berapa byk nikmat Allah yg kita kecapi hari ini?? Demi Allah! Semuanya tidak terhitung! Apalah salahnya dkorbankan saat kelazatan tidur di kala subuh utk berjemaah?Ingat! Selangkah kita rapat padaNYA, seribu langkah Allah rapat pada kita. Allahu rabbi.

QUDWAH HASANAH


Seringkali kita terfikir,
Bagaimana mulia dan bersihnya hati nabi kita, tetap senyum bila dibenci, tetap tenang bila dimusuhi, tetap membantu bila disakiti, tetap menyeru walau diusir pergi...

Kenapa kita mudah benci bila dikasari, mudah putus asa bila yang dilakukan tidak menjadi, mudah kecewa bila orang lain tidak memahami, mudah terguris bila kita dinasihati...

Ayuh kita bangkitkan diri, agar segala yang indah menghiasi peribadi, kerana qudwah kita adalah nabi, kerana itulah sifat hamba Allah yang hakiki...

Innallaha Ma'ana


Bersyukur kepada orang yang menyakiti kamu,
Kerana dialah yang menabahkan hatimu.

Bersyukur kepada orang yang menipu kamu,

Kerana dialah yang meningkatkan pengetahuan kamu.

Bersyukur kepada orang yang tidak mengendahkan kamu,

Kerana dialah orang yang memupuk berdikari kamu.

Bersyukur kepada orang yang menjatuhkan kamu,

Kerana dialah yang memperhebat abiliti kamu.

Bersyukur kepada orang yang menyeksa kamu,

Kerana dialah orang yang menguji kesabaran kamu.

Dan ingatlah bahawa semua itu dari Allah, Dialah yang menjadikan manusia sebagai teguran/ penyampai kepada manusia yang lain. Semua yang berlaku ada hikmahnya, pandanglah ia melalui pandangan hati yang boleh menilai baik buruknya apa yang terjadi. Lumrah hidup, tiada yang indah di pandangan mata. Lumrah gidup jua perlunya usaha untuk mencapai apa yang diinginkan. Lumrah hidup jua kita tidak boleh puaskan hati semua pihak.

Jika Allah sayang seseorang, Allah bagi iman,
Jika Allah sayang lagi, Allah bagi kekuatan untuk beramal dengan sempurna,

Jika Allah sayang lagi, Allah akan susahkan hambaNYA dalam hidupnya terutama dalam urusan menjaga dan menegakkan agama...


YA RASULULLAH...

Ketika Rasulullah SAW menjelang kewafatannya, Baginda sedang terbaring di tempat tidurnya di dalam rumahnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seseorang yang mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk ?” tanyanya. Tapi Saidatina Fatimah tidak mengizinkannya masuk, “Maaf, ayahku sedang tidak dapat ditemui” kata Saidatina Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahandanya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya kepada Saidatina Fatimah “Siapakah itu wahai anakku ?”. “Tidak tahu ayah, sepertinya aku baru kali ini melihatnya” tutur Saidatina Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah SAW menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah setiap bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut” kata Rasulullah SAW, Saidatina Fatimah pun menahan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, kemudian Rasulullah SAW menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut roh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. “Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah ?” Tanya Rasululllah SAW dengan suara yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu” kata Jibril.

Tapi itu tidak membuat Rasulullah lega, Rasulullah SAW masih penuh kecemasan. “Engkau tidak senang mendengar khabar ini ?” tanya Jibril lagi. “Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak ?”. “Jangan khuatir wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku : ‘Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya” kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan roh Rasulullah SAW ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah SAW bersimbah peluh. “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini”.

Mata Saidatina Fatimah terpejam, Saidina Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. “Tidak sukakah engkau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” tanya Rasulullah SAW pada Malaikat penghantar wahyu itu. “Siapakah yang sanggup melihat kekasih Allah diragut ajal” kata Jibril. “Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku”.

Badan Rasulullah SAW mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Saidina Ali segera mendekatkan telinganya “Uushiikum bis-shalaati, wa maa malakat aimaanukum - peliharalah solat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu”.

Di luar, tangis para sahabat mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Saidatina Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Saidina Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii! - Umatku, umatku, umatku”.

Dan, berakhirlah hidup manusia yang paling mulia yang memberi cahaya bagi kegelapan, ubat dari seluruh penyakit, penghulu seluruh manusia, rahsia dari segala rahsia, dan makhluk paling sempurna. Rasul yang sangat bimbang akan nasib umatnya daripada dirinya.

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Namun, bagaimanakah cinta kita kepada Rasulullah? Sudahkah kita mengikuti seluruh Sunnahnya?
Marilahh sama sama mengikuti sunnahnya :)

Doaku Untukmu Sahabat :)

Ahmad dan Ali adalah dua orang sahabat baik dan mereka tinggal berjiran. Kedua-duanya hidup dalam kemiskinan dan kesempitan. Setelah seharian berusaha, masing-masing akan berdoa. Begitulah kelaziman mereka berdua. Mereka akan singgah di masjid setiap kali habis bekerja untuk solat dan berdoa.

"Apakah doamu pada hari ini?" tany Ahmad kepada sahabatnya, Ali.
"Aku berdoa agar esok hari aku dimurahkan rezeki. Bulan ini perbelanjaanku lebih daripada biasa," jawab Ali.
"Doamu?" Ali pula bertanya kepada Ahmad. Ahmad hany tersenyum tanpa berkata apa.

Keesokan harinya, Ali memberitahu Ahmad berita gembira. "Alhamdulillah, doaku semalam telah dimakbulkan Allah. Majikanku beri bonus pada hari ini."
"Alhamdulillah, hari ini kau akan berdoa apa pula?" tanya Ahmad.
"Aku berdoa moga isteriku selamat bersalin." jawab Ali.
Mereka berdua pun masuk ke dalam masjid lalu mengerjakan solat serta berdoa.

Sejurus usai berdoa, Ali bertany, "Kau pula berdoa untuk apa hari ini?".
Ahmad tersenyum, masih tidak menjawab.
Beberapa hari kemudian, Ali memberitahu berita gembira. "Syukur isteriku selamat bersalin malam tadi. Nampaknya doaku makbul, Mad."
"Alhamdulillah... Tahniah, Ali."
"Aku berdoa juga agar anakku selamat," kata Ahmad dengan wajah muram.
"Kenapa dengan anakmu?"
"Anakku yang bongsu sakit, Ali. Keadaannya amat membimbangkan."
"InsyaALLAH, kau doalah kuat-kuat sikit. Minta anakmu selamat," kata Ali.

Beberapa hari kemudian, mereka berbual seusai solat seperti kebiasaannya.
"Bagaimana dengan anakmu?" tany Ali.
"Macam itu juga. Sudah beberapa hari tapi keadaannya cuma bertambah baik sedikit sahaja."
"Doa banyak lagi Ahmad. Aku tidak sangka doaku sangat makbul. Hampir setiap yang aku doakan mustajab. Tapi kau......"
"Kenapa dengan aku?"
"Mad, aku lihat Ahmad doamu tidak mustajab." Ahmad tersenyum...
Melihat Ahmad tersenyum, Ali semakin hairan lalu bertanya lagi, "Aku hairan, doamu tidak mustajab."
"Sebenarnya doaku telah banyak dimakbulkan Allah. Syukur Alhamdulillah."
"Doa yang mana? Sebab aku lihat tiada tidak ada apa-apa perubahan pada kau."
"Doaku sejak dulu hanya untukmu sahabatku. Setiap hari aku berdoa agar Allah makbulkan setiap apa yang kau doakan padaNYA.

*Hidup ini perlu banyak memberi kerana sebaik-baik manusia adalah yang memberikan manfaat kepada manusia yang lain. Dan tidak semestinya pemberian itu hanya dari sudut kebendaan, doa adalah pemberian yang sangat berharga, lebih-lebih lagi doa yang tidak diketahui oleh penerimanya. Banyakkan bersyukur dengan apa yang kita ada, mungkin apa yang kita miliki sekarang adalah daripada doa orang lain kepada kita...

ePiLoG SiLaM~

"In the name of Allah the most gracious the most merciful"

Sekadar berkongsi dgn kalian stu video yg sgt mnarik..sbgai introspeksi diri. :)



moga Allah redha ~ 

March 16, 2011

DUHAI MUSLIMAT .....

"Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya) kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya) kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka , atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan lelaki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung."
(An - Nur: 31)


Wahai muslimat, beruntunglah kerana Allah berikan petunjuk melalui firmanNYA di atas. Cara untuk menutup aurat dan kepada siapa yang boleh diperlihatkan. Cuba kita renungi, betapa Allah amat menyayangi kalian sebagai hambaNYA dan memberi kalian panduan untuk kalian selamat di dunia yang DIA ciptakan ini.


Melihat situasi pada hari ini kadang-kadang membuatkan aku untuk berfikir dan membuat satu kesimpulan. Apa yang dapat kusimpulkan melalui cara pakaian muslimat/ wanita muslim hanyalah, menutup aurat bagi mereka adalah menutup rambut. Kita boleh lihat dengan wujudnya fesyen tudung yang hanya seperti skaf yang menutup rambut, tapi bezanya ianya dihias dengan bunga ditepi dan nampak lebih bergaya.





Masyarakat kita di zaman ini adalah masyarakat yang suka mengikut tapi tidak tahu untuk berfikir. Adakah apa yang ingin diikuti itu adalah baik atau sebaliknya. Tapi manusia pada realitinya lebih suka pandang pada zahirnya tapi tidak mahu untuk memandang jauh di sudut hati dan nurani, yang penting bagi mereka ianya anggun dan cantik pada pandangan manusia. Wahai saudariku, pandangan manusia kita tidak boleh bawa ke akhirat nanti, pentingkanlah pandangan Allah untuk kesenanganmu di sana.


Kepada semua muslimat,
1. Pakailah tudung yang panjang dan dapat menutupi dadamu.
2. Tudung yang tebal dan Tidak memperlihatkan tengkungmu.
3. Pakailah baju yang tidak menunjukkan susuk tubuhmu.
4. Pakailah seluar yang tidak menunjukkan bentuk kakimu.
5. Pakailah baju yang labuh dan dapat menutupi lenggokmu.
6. Pakailah stokin untuk menutupi kakimu.
7. Pakailah kasut yang bertapak getah untuk tidak menarik perhatian.


Ingatlah wahai muslimat, Allah ciptakamu dengan keadaan yang cukup indah dan sempurna. Jika kamu ingin keindahan itu kekal ada padamu, tutuplah ia dan peliharalah ia untuk orang yang sepatutnya engkau perlihatkan.

DOA SEBELUM JAWAB EXAM :)


YA ALLAH, YA RAHMAN, YA RAHIM...
" Lancarkanlah mata pena kami semasa menjawab exam... Kembalikanlah kepada kami apa yang telah kami pelajari... Ilhamkanlah kepada kami apa yang kami tidak ketahui...
Hanya Engkau yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana... Hanya kepadaMU kami bertawakkal..."


YA ALLAH, YA RAHMAN, YA RAHIM...
"Berikanlah kejayaan kepada kami, kejayaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat... Hanya kepadamu kami berserah"

BILA SEPASANG MATA MENJADI HADIAH...


 

Ingatkah dikau di mana dalam sejarah
Sepasang mata menjadi hadiah
"Kenapa engkau mengikutku?"
"Aku tertarik dengan kecantikanmu"
Jawapan yang cukup angkuh
Namun mengundang 1000 sesalan
Bila bungkusan merah diterima

Muslimat...
Contohilah wanita itu,
Bukan dengan mencungkil matamu
Tapi dengan menjaga peribadimu

Wahai muslimat...
Aku sering tertanya
Bagaimana engkau masih sanggup
Memaniskan muka menghadiahkan senyuman
Meramahkan bicara kepada lelaki yang bukan muhrim

Apakah engkau ini berani, menguji jiwa lelaki
Yang sememangnya diciptakan Allah
Tertarik dengan keindahan wanita
Walaupun sekadar muka yang manis

Apatah lagi lelaki itu. yang engkau tahu cukup ego
menganggap wanita sebagai hidangan
Yang boleh dibelek-belek dan dipilih-pilih

Benar...
Wanita itu telah menemui ajalnya
Namun diiringi keradhaan Allah
Dan keinsafan seorang lelaki
Yang akhirnya menjadi sufi

Muslimat...
Begitulah jalanmu
Begitulah perjuanganmu
Tundukkanlah pandanganmu
Keraskanlah suaramu
Seriuskanlah ketegasanmu
Bila engkau di hadapan atau di belakang
Atau di kiri atau di kanan lelaki

Walau atas apa alasan sekalipun
Ketuk keegoan mereka
Bangunkanlah mereka dari mimpi
Jelaskanlah dengan amalmu
Bahawa percampuran bukan caranya
Bahawa keseronokan adalah palsu
Bahawa di sini tiada kebahagiaan
Hanya kebenaran...

Muslimat...
Inilah jalanmu, lalu mungkin
Engkau akan melihat, di kalangan remaja ini
Akan lahir Rijaluddin
berjiwa pejuang
Sebagaiman lahirnya
Sebagaimana bangkitnya
Da'ie bernama HASSAN AL-BASRI

PERLU DITOLAK BARU HENDAK BERJAYA

Pada zaman dahulu ada seorang raja. Di negara jajahan takluk raja tersebut terdapat sebatang sungai yang dipenuhi buaya. Suatu hari, raja mengadakan pertandingan. Siapa yang dapat berenang merentas sungai tersebut akan mendapat salah satu daripada hadiah berikut – Pertama, mendapat wang sebanyak 1 juta ringgit. Yang kedua, dapat berkahwin dengan puteri bongsu baginda, atau yang ketiga, dapat memerintah keseluruhan negara tersebut.
Seluruh rakyat pun berkumpul, tetapi tidak ada seorang pun yang berani berenang di dalam sungai tersebut, lebih-lebih lagi setelah raja tersebut melakukan ‘demo’ dengan meletakkan seekor ayam ke dalam sungai tersebut, dan tidak sampai beberapa saat, hanya bulu-bulu yang berterbangan, sedangkan ayam habis dibaham buaya-buaya yang ganas. Tunggu punya tunggu, tiba-tiba dengan tidak semena-mena air berkocak kuat dan seorang lelaki dilihat berenang dengan laju ke seberang sana sungai sambil buaya-buaya mengejar beliau tanpa berhasil. Sampai ke tebing, raja menemui lelaki tersebut yang sedang tercungap-cungap. “Tahniah, tahniah,” kata raja. “Beta kagum dengan keberanian kamu. Apa hadiah yang kau mahukan dari beta? Hadiah wang 1 juta?” “Ti..ti..tidak”, lelaki tersebut menjawab dalam keadaan masih tercungap-cungap. “ Jadi kau mahu puteri beta?” “Tidak..Ti..Tidak,” jawab lelaki itu lagi. Raja mula kehairanan. “Jadi kau mahu memerintah Negara beta la ni?” “Tidak!” Lelaki tersebut menjawab dengan lebih tegas. Beta dan menteri-menteri berpandangan sesama sendiri sambil menggelengkan kepala. “Jadi apa yang kau mahukan?” raja bertanya sedikit marah. “Aku cuma mahu tahu, siapa yang menolak aku ke dalam sungai!” lelaki tersebut menjawab!
 “Begitulah kita,”  “kadang-kadang perlu ditolak baru hendak mengejar kejayaan.” kankankan ? xD

CERITA MEMBAWA KEINSAFAN ;D .

Rashid melipat sejadah. Dia baru saja menunaikan solat Asar berimamkan bapa mertuanya, Haji Sarip. Sudah tiga hari dia bercuti di kampung. Esok dia harus memulakan tugas seperti biasa. Setelah bersalaman dengan ibu dan bapa mertua. Rashid dan isterinya, Zakiah meminta diri untuk pulang. 

Tidak lama kemudian, kereta Wira Aeroback yang dipandu meluncur di jalanraya. Perjalanan dijadualkan akan mengambil masa lebih 4 jam.. Bersama dengan isteri yang dikahwininya dua tahun yang lalu. Mungkin belum rezeki, mereka belum dikurniakan cahaya mata.

Rashid tidak memikirkan sangat soal zuriat kerana perkahwinan mereka masih muda. Lagipun mereka berdua sama-sama bekerja. Cadangnya setelah ekonomi mereka kukuh sedikit, barulah merancang untuk menerima cahaya mata.

Hampir sejam berlalu, Rashid membelok memasuki lebuhraya. Bahang matahari sudah mengendur. Keremangan petang membuatkan cuaca lebih nyaman. Ketika mengerling ke wajah isterinya, Rashid tersenyum. Zakiah sudah terlena. Rashid menghidupkan radio. Mendengar lagu untuk mengatasi perasaan mengantuk. Ketika jam menunjukkan pukul 7:30 malam, Zakiah membuka mata. Dilirik wajah suaminya sepintas lalu. Sudah masuk waktu Maghrib. Kalau tidak diingatkan, pasti suaminya tidak akan berhenti untuk menunaikan solat Maghrib.

"Dah Maghrib, bang. Berhenti sekejap." Wajah Rashid kelihatan keruh. Membayangkan perasaan kurang senang mendengar permintaan isterinya. Zakiah sedia maklum. Suaminya bukan sembahyang sepanjang waktu. Hanya di depan kedua orang tuanya. Malahan di depan orang tuanya sendiri, Rashid tidak pernah sembahyang. Zakiah kesal dengan sikap suaminya, sudah puas dia memberikan nasihat tetapi langsung tidak mempan.

Beberapa kilometer kemudian, Rashid membelok masuk ke tempat rehat. Zakiah kurang yakin suaminya akan turut sama menunaikan solat Mahgrib. Selalunya Rashid lebih rela menunggu di dalam kereta atau membasahkan tekak di medan selera. Tempat rehat kelihatan sesak dengan kenderaan.

Rashid tidak menemui ruang untuk memarking kereta. Dia Menghentikan kereta, meminta Zakiah turun. "Abang tak turun sekali?" tanya Zakiah penuh harapan.

"Kiah pergilah... abang tunggu kat sini. Tak ada parking," jawab Rashid mudah. Sepeninggalan Zakiah yang turun bersama beg berisi telekung, Rashid memejamkan mata. Tempat parking masih penuh. Dia terlelap seketika, terjaga semula sewaktu Zakiah membuka pintu kereta. Perjalanan diteruskan.

"Abang tidur?" tegur Zakiah.

"Ha...terlelap sekejap. Letih rasa badan ni."

"Kalau abang letih, biar Kiah bawak."

"Tak apa...kalau tak tahan sangat Kiah bawaklah nanti."

Zakiah tidak membantah. Lagipun dia sendiri terasa penat. Hujan mulai turun membasahi jalan. Rashid memperlahankan kereta. Memandu dalam keadaan jalan licin mengundang risiko. Namun malang tidak berbau. Rashid sudah berhati-hati tetapi ada pemandu lain yang kurang memikirkan keselamatan diri dan orang lain.

Secara tiba-tiba Rashid merasakan sesuatu merempuh bahagian belakang keretanya. Dentuman yang amat kuat kedengaran. Serentak dengan itu kereta yang dipandunya melambung sebelum menghempas jalan dengan bahagian atas ke bawah.

Apabila sudah menyedari apa yang sebenarnya berlaku, Rashid berusaha keluar. Namun kakinya tersepit sedangkan Zakiah di sebelahnya tidak sedarkan diri.

"Ya Allah...selamatkan kami..." bisiknya perlahan. Terasa mukanya basah, darah merah mengalir. Orang ramai datang membantu.

Mengeluarkan Zakiah terlebih dulu. Kemudian giliran Rashid tetapi usaha mereka gagal kerana kaki Rashid tersepit.

"Tersepit... tak boleh tarik... Kena tunggu bantuan. Kita bawa dulu yang perempuan ke hospital."

Rashid berdoa dan berdoa tanpa henti agar Allah S.W.T menyelamatkan Zakiah dan dirinya.

"Bertahan, encik. Kami sudah memanggil bomba!" 



Anehnya Rashid tidak merasakan kesakitan yang sewajarnya. Boleh dikatakan kakinya tidak terasa dihimpit oleh sesuatu. Namun dia gagal untuk menggerakkannya.


"Tolong saya, encik..." pinta Rashid dengan nada sayu.


"Mengucap... cik... berdoa kepada Allah... cik akan selamat."


"Sabar encik...tak lama lagi pasukan penyelamat akan sampai." Kata-kata memberi semangat silih berganti menusuk telinganya. Dengan keremangan malam, Rashid melihat begitu ramai yang mahu membantu.


Syukur.


Pandangannya tertumpu pada seorang lelaki yang memakai jubah serba putih. Berserban dan berjanggut lebat. Kelihatan mulutnya terkumat-kamit sambil tangannya memegang tasbih.


"Ya Allah... selamatkanlah aku..."


Bunyi siren agak melegakan Rashid. Bantuan sudah tiba. Pasukan bomba dengan tangkas mengeluarkan alat kelengkapan untuk membebaskan Rashid dari himpitan. Beberapa minit berlalu, kemudian suasana menjadi sunyi apabila salah seorang anggota bomba bersuara.


"Kakinya tak tersepit apa-apa. Pelik... kenapa tak boleh keluar?"


Usaha untuk mengeluarkan Rashid terhenti. Semua yang ada di situ kebingungan. Mereka tidak mampu menarik Rashid keluar, sedangkan tidak ada apa-apa yang menghimpitnya. Rashid sendiri kebingungan. Bencana apa yang sedang menimpanya.


"Ini bukan kerja manusia macam kita... kena panggil orang yang tahu..." terdengar sebuah pendapat.


Rashid semakin gementar. Doanya tidak putus-putus. Ketika mulutnya terkumat-kamit berdoa, tiba-tiba dia merasakan seseorang berjongkok di sebelahnya. Rashid berpaling, agak tersentak melihat lelaki berjubah tadi berada di sebelahnya.


"Tuan... tolong saya tuan..."


"Saya tak boleh menolong, Yang Berkuasa hanyalah Allah Taala..."


"Saya tak berhenti berdoa, tuan. Tolonglah saya, tuan..."


"Kamu berdoa kepada siapa?" Rashid terdiam. Aneh bunyi pertanyaan lelaki itu. Dalam keadaan cemas begitu, Rashid merasakan bukan tempatnya untuk bergurau. Apatah lagi lelaki itu kelihatan seperti orang alim.


"Sudah tentulah pada Allah."


"Tetapi Allah bukanlah Tuhan kamu!"


Rashid tidak mampu hendak menggerakkan sebarang anggota. Kalau tidak, sudah pasti dia akan mengerjakan lelaki itu. Nampak saja alim, tetapi bercakap seperti orang yang tidak berilmu.


"Bukankah selama ini kamu tak pernah menyembah Allah. Kamu hanya mendirikan sembahyang di depan mentua kamu. Sedangkan di belakang mereka, kamu tidak pernah ingat pada Allah. Tidakkah kamu malu meminta pertolongan dari Allah. Kenapa kamu tidak meminta pertolongan dari mentua kamu!"


Tenggorok Rashid terasa amat kering. Dia ingin bersuara, memohon ampun atas kesilapannya selama ini, tetapi tidak ada suara yang keluar.


Lelaki berjubah itu hanya tersenyum, kemudian bangun dan meninggalkan Rashid. Rashid berusaha untuk memanggil, ingin memaklumkan bahawa dia menyesal tetapi mulutnya tidak mampu lagi dibuka. Sedangkan kesakitan mula terasa. Sesuatu yang amat berat menghimpit sehingga dia tidak mampu bernafas. Rashid cuba meronta tetapi usahanya hanya sia-sia. Tidak lama kemudian dia tidak sedarkan diri.


"Abang...bang! Abang!!"


Perlahan Rashid membuka mata. Wajah isterinya memenuhi pandangan. Syukurlah isterinya selamat. Rashid memanjatkan kesyukuran di dalam hati. Akhirnya mereka mampu keluar dari bencana.


"Sedapnya tidur... naik serak suara Kiah mengejutkan abang..."


Tidur? Rashid terpinga-pinga. Segera dia memandang sekeliling. Ya Allah! Dia masih berada di tempat rehat.


"Kiah tunggu sekejap... abang nak solat Mahgrib!" kata Rashid sambil terkocoh-kocoh membuka pintu kereta. Zakiah tercengang, senyuman merekah di bibirnya.


Anas menceritakan beliau mendengar Rasulullah S.W.T bersabda :- 



"ALLAH S.W.T BERFIRMAN : AKU TANGGUHKAN MALAPETAKA YANG SEHARUSNYA DITIMPA KE ATAS SESUATU DAERAH APABILA AKU LIHAT DI SITU ADA ORANG YANG KERAP KE MASJID, KASIH ANTARA SATU SAMA LAIN DEMI KEPENTINGAN  DAN BERSEDIA MEMOHON AMPUN PADA WAKTU TENGAH MALAM".