March 17, 2011

Mampukah kita menjadikan musuh sebagai sahabat?

Mampukah kita menjadikan musuh sebagai sahabat? mungkin sebuah kenyataan yang sulit untuk kita renungi dan kita lakukan, bisakah kitamampukah kita ? menjadikan musuh sebagai kawan ? sebagai sahabat ? bahkan sebagai saudara ? tetapi sebuah kenyataan dalam sebuah kisah yang akan vienka berikan di sini,  kisah ini saya dapatkan dari notes seorang teman di facebook ,
ketika itu air mata tanpa tersadar mengalir begitu saja membaca kisah  ini ,  sungguh kisah yang amat patut untuk kita jadikan bahan renungan , dan betapa diri ini merasa amat hina, bisakah kitamampukah kita ? menjadikan musuh sebagai kawan ? sebagai sahabat ? bahkan sebagai saudara ?  silahkan simak cerita di bawah ini sampai selesai semoga dapat membuka fikiran kita semua untuk selalu saling mengasihi terhadap sesama , Merubah musuh menjadi kawan setia . . .


Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata :
Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya”.
Namun setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang Rasulullah SAW wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.
Suatu hari Abu Bakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha (salah satu istri Rasulullah SAW). Beliau bertanya kepada anaknya,
“Anakku adakah sunnah kekasihku (Muhammad) yang belum aku kerjakan?”.
Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya,
“Wahai Ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja”.
“Apakah Itu?”, tanya Abu Bakar r.a.
“Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke hujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana”, kata Aisyah r.ha.
Keesokan harinya Abu Bakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abu Bakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya.
Sebagaimana kita ketahui bersama Abu Bakar r.a adalah sebagai Amirul Mu’minin (Khalifah/Raja/Presiden seluruh ummat Islam pada waktu itu.
Ketika Abu Bakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak,
“siapakah kamu?”.
Abu Bakar r.a menjawab, “Aku orang yang biasa”.
“Bukan!, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku”,
jawab si pengemis buta itu,
“Ketika ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku dengan lembut”, pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abu Bakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu,
“Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.”
Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar r.a. ia pun ikut menangis, kemudian berkata,
“Benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia…”
Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya mengucapkan “Asyhadu An-Laa Ilâha Illallâh WA Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullâh..” dihadapan Abu Bakar r.a.
Hikmah Apa yang bisa kita petik dari kisah  ini ? Setidaknya ada 2 pelajaran besar yg dapat kita ambil dari kisah di atas:

Beginilah akhlak orang paling Mulia yg pernah ada dipermukaan bumi ini. Rasulullah SAW…. suri tauladan kita.
Rasulullah SAW memiliki akhlakul Adzimah. Akhlak yang bisa mengubah orang yang memusuhi kita menjdi kawan pembela yang setia.
Akhlak dibagi tiga :
1. Akhlakul hasanah : kebaikan dibalas kebaikan
2. Akhlakul karimah : kebaikan dibalas dengan lebih baik
3. Akhlakul adzimah : kejahatan dibalas kebaikan
Semoga Artikel ini bermanfaat dan dapat  membuka fikiran kita semua untuk saling mengasihi  terhadap sesama :) .

No comments:

Post a Comment